SAKSIKAN dan SUBSCRIBE CHANNEL Pak Anton Guru Esde

Translate

Follow Medsos dan Tokonya Ya !!!

Facebook Instagram shopee

Thursday, 2 February 2023

Mampu Memahami Masalah Pendidikan Islam Athiyyah Al Abrasyi

 MAKALAH 

Mampu Memahami Masalah Pendidikan Islam Athiyyah Al Abrasyi:Perspektif FPI

Dosen Pengampu: Fahmi Irhamsyah,M.pd.CPD.









Disusun Oleh:

Anwar Kamil

Raditya Titan

M Royhan

Cecep



Manajemen Pendidikan Islam 

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyyah (STIT) Fatahillah 

2022



KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 

        Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. tuhan semesta alam yang telah mengkaruniai manusia dengan pikiran sehingga manusia dapat membedakan mana yang hak dan mana yang batil. Berkat rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami ini. Sholawat serta salam juga tidak akan pernah berhenti tercurahkan kebada baginda Nabi besar Muhammad SAW. Manusia paripurna, utusan Allah untuk membebaskan manusia dari kebodohan akal serta ahlak.

    Kami juga sangat berterimaksih kepada semua pihak yang membantu dalam terselesaikannya makalah ini.Kami menyadari bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan keritik serta saran dari pembaca yang dapat membuat makalah ini menjadi lebih baik lagi. Dan harapan kami dengan adanya makalah ini semoga dapat menambah wawasan kita semua mengenai pendidikan islam.


                                                                                                           

Cileungsi,30 Desember 2022

                                                                                                              Penyusun










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................

 BAB I PENDAHULUAN............................................................................

  1. LATAR BELAKANG.................................................................

  2. RUMUSAN MASALAH...........................................................

  3. TUJUAN MAKALAH...............................................................


BAB II PEMBAHASAAN...........................................................................

  1. Prinsip dan Tujuan Pendidikan Islam 

  2. Pendidik dan Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam 

  3. Kurikulum Pendidikan


BAB III PENUTUP....................................................................................

KESIMPULAN..........................................................................................

PENUTUP................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................









BAB I

Pendahuluan

  1. Latar Belakang

    Menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim, baik dari jalur formal maupun non formal. Akan tetapi didalam islam peroses pembelajaran tidak hanya sekedar pentransferan ilmu dari pendidik kepada peserta didik saja. Melainkan didalam peroses penyampaian materi tersebut dimasukan bimbingan-bimbingan untuk dapat menciptakan karakter seorang muslim sesungguhnya, inilah yang disebut dengan pendidikan islam. Para ahli memiliki pemikirannya masing-masing mengenai pendidikan islam itu sendiri, slah satunya adalah Muhammad Athiyah al-Abrasyi. Beliau lahir pada awal bulan April tahun 1897 dan wafat pada tanggal 17 Juli 1981.

    Muhammad Athiyah al-Abrasyi adalah salah seorang tokoh pendidikan di Mesir yang hidup pada masa pemerintahan Abd. Nasser. Beliau adalah seorang ulama’, cendekiawan yang telah mendalami agama islam dengan baik, menguasai beberapa bahasa asing, sseorang psikolog dan pendidik jebolan London, seorang penulis yang produktif, dan seorang guru besar pada fakultas Darul Ulmu Cairo University, Cairo, Mesir. Sebagai salah seorang dari sekian banyak ilmuan muslim yang sangat produktif, bliau mencetuskan ide-idenya menuju perbaikan dan peningkatan kualitas umat islam pada era sekarang ini dengan menawarkan konsep-konsep dasar bagi pendidikan islam yang merupakan hasil dari ekstraksi sari pati nilai ajaran al-qur’an san al-Hadist yang digalinya.

B.Rumusan Masalah

    Dari latar belakang di atas kami dapat merumuskan sebuah masalah yang ingin kami ketahui yaitu, bagaimana pemikiran pendidikan islam Muhammad Athiyah al-Abrasyi?

C.Tujuan

    Berdasarkan rumusan masalah di atas tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pemikiran pendidikan islam Muhammad Athiyahn al-Abrasyi. 



BAB II

Pembahasan

    Menurut Atiyah al-Abrasyi pendidikan adalah mempersiapkan individu atau pribadi supaya bisa menghadapi kehidupan ini secara sempurna, bahagia, cinta tanah air, kuat jasmani, sempurna akhlaknya, teratur dalam berfikir, berprilaku lembut, mahir di bidang ilmu, saling membantu dengan sesamanya, memperindah ungkapan pena dan lisannya serta memperbaiki amal perbuatannya. Berikut ini akan disajikan pemikiran al-Abrasyi mengenai pendidikan islam.

  1. Prinsip dan Tujuan Pendidikan Islam

1.      Perinsip Pendidikan

    Atiyah Al-abrasyi memiliki beberapa perinsip didalam memjalankan proses pendidikan yang diantaranya adalah:

a.       Kebebasan dan demokrasi dalam pendidikan

       Maksudnya adalah didalam menuntut ilmu tidak ada yang namanya perbedaan setatus sosial dan kekayaan, semua orang berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sebagai mana Allah telah menyamaratakan manusia dan hanya tingkat keimananlah sebagai pembedanya (Q. S. Al-Hujarat:13). Maka dari itu untuk mendapankan pendidikan islam, peserta didik tidak terikat oleh batas umur tertentu, ijazah-ijazah atau nilai-nilai angka dalam ujian serta peraturan khusus dalam penerimaan siswa baru.

b.      Pembicaraan sesuai dengan tingkat intelektual

       Sebagai mana yang di kutip oleh al-Abrasyi dari imam al-Ghazali

“seorang pendidik hendaknya membatasi dirinya dalam berbicara dengan peserta didik sesuai dengan daya pengertiannya, dan jangan diberikan kepadanya sesuatu yang tidak bisa ditangkap oleh akalnya, karena akibatnya ia akan lari dari pelajaran atau akalnya memberontak terhadapnya”

    Dari pendapat tersebut sangat jelas bahwa pendidik haruslah memberikan materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik serta menyampaikannya dengan bahasa yang dapat difahami oleh peserta didik tersebut.

c.       Pengaruh pembawaan dan insting terhadap pilihan

       Para intelektual islam telah lama menganjurkan agar pembawaan dan insting dari peserta didik diperhatikandalam menuntut ke arah bidang pekerjaan yang dipilihnya demi masa depan kehidupannya. Setiap manusiadiciptakan dengan kemampuan yang berbeda-beda jadi tidak semua pekerjaan dapat dapat sesuai dengan seseorang, hanya pekerjaan yang sesuai instink dan pembawaanyalah yang dapat ia lakukan dengan maksimal. Oleh karena itu kewajiban seorang juru didik bila hendak bila hendak memilihkan bidang pekerjaan untuk anak didiknya haruslah menguji terlebih dahulu, sehingga bakatnya bisa terpenuhi sesuai dengan bidangnya.

d.      Kecintaan terhadap pengetahuan

       Setiap siswa yang cinta ilmu pengetahuan akan senang sekali belajar dan menggunakan seluruh waktunya untuk melakukan penelitian, membaca studi, memecahkan peroblematika ilmiah, mencernakan ilmu, serta bergairah dalam menggali ilmu pengetahuan dan masalah-masalah ilmiah tanpa segan-segan bertekun siang malam mempersiapkan pelajaran mereka untuk esok harinya. Mereka menyerahkan seluruh kekuatan masa muda dan hidupnya untuk menuntut ilmu. Oleh sebab itulah rasa cinta terhadap pengetahuan harus ditanamkan sedini mungkin kepada anak didik.

2.      Tujuan Pendidikan

          Atiyah Al-abrasyimembagi lima azas yang menjadi tujuan pendidikan Islam, antara lain:

a.       Untuk membantu pembentukan ahlak yang mulia.

b.      Persiapan untuk dunia dan akhirat.

c.       Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaaatan atau tujuan vokasional dan profesional.

d.      Menumbuhkan roh ilmiah (scientific spirit) pada pelajar dan memuaskan keinginan hati untuk mengetahui (curiosity) dan memungkinkan peserta didik mengkaji ilmu sekedar sebagai ilmu.

e.       Menyiapkan pelajar dari segi profesional, tekhnikal, dan pertukangan supaya dapat menguasai profesi tertentu.


B.Pendidik dan Peserta Didik Dalam Pendidikan Islam

1.      Pendidik

            Muhammad Athiyah al-Abrasyi menyebut pendidik adalah sebagai Spiritual Father atau bapak rohani dari seorang peserta didik, dialah yang memberi santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan akhlak dan membenarkannya atau meluruskan perilaku peserta didik yang buruk.Menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi[11] kode etik pendidikan islam adalah sebagai berikut:

a.       Mempunyai sifat kebapakkan sebelum menjadi seorang pendidik, sehingga ia menyayangi peserta didiknya seperti menyayangi anaknya sendiri.

b.      Adanya komunikasi yang aktif antara pendidik dan peserta didik. Pola komunikasi dalam interaksi dapat diterapkan ketika terjadi proses belajar mengajar.

c.       Memperhatikan kemampuan dan kondisi peserta didiknya. Pemberian materi harus di ukur dengan kadar kemampuannya.

d.      Mengetahui kepentingan bersama, tidak terfokus pada sebagian peserta didik, misalnya hanya memprioritaskan anak yang memiliki IQ tinggi.

e.       Mempunyai sifat-sifat keadilan, dan kesucian

f.       Ikhlas dalam menjalankan aktifitasnya, tidak banyak menuntut hal yang diluar kewajibannya.

g.      Dalam mengajar supaya mengaitkan materi satu dengan materi lainnya (menggunakan pola integrited curriculum).

h.      Memberi bekal peserta didik dengan ilmu yang mengacu pada masa depan, karena ia tercipta berbeda dengan zaman yang di alami oleh pendidiknya.

a.       Sehat jasmani dan rohani serta mempunyai kepribadian yang kuat, tanggung jawab dan mampu mengatasi problem peserta didik,serta mempunyai rencana yang matang untuk menatap masa depan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh.

2.      Peserta Didik

          Berbicara tentang konsep murid/peserta didik dalam islam, Muhammad Athiyah al-Abrasyi menegaskan bahwa peserta didik dalam menuntut ilmu pengetahuan mempunyai kewajiban-kewajiban tertentu. Adapun kewajiban-kewajiban yang harus senan tiasa diperhatikan oleh setiap peserta didik dan dikerjakannya adalah sebagai berikut:

a.       Sebelum belajar, harus membersihkan diri dari segala sifat yang buruk karena belajar adalah ibadah.

b.      Belajar dengan maksud mengisi jiwa dan rasa fadilah, mendekatkan diri kepada Allah SWT.

c.       Bersedia menuntut ilmu walaupun sampai meninggalkan keluarga dan tanah air.

d.      Menekuni ilmu sampai selesai artinya jangan terlalu sering berganti guru, jika berganti juga harus difikir matang-matang terlebih dahulu.

e.       Hendaknya ia memiliki guru dan menghormatinya karena Allah, dan berupaya menyenangkan guru dengan cara yang baik.

f.       Jangan berjalan di depannya, duduk ditempatnya dan jangan mulai berbicara kecuali sudah ada izinnya.

g.      Saling mencintai dan berjiwa persaudaraan antara sesama murid.

h.      Bertekad belajar sampai akhir hayat dan jangan meremehkan suatu bidang ilmu.

          Selain yang telah di sebutkan di atas, menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi masih ada prinsip-prinsip penting mengenai pendidik dan peserta didikadalah sebagai berikut:

a.       Akhlak dan moral yang sempurna lebih berharga dari ilmu.

b.      Pengagungan ilmu, ulama dan sarjana.

c.       Perhatian yang cukup dalam mempererat hubungan pribadi.






C.Kurikulum Pendidikan 

    Dalam pendidikan modern dewasa ini, pembawaan dan keinginan peserta didik sangat diperhatikan. Oleh karena itu dalam pembuatan kurikulum Muhammad Athiyah al-Abrasyi mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut:


1.      Harus ada mata pelajaran yang ditujukan mendidik rohani atau hati.

2.       Mata pelajaran harus ada yang berisi petunjuk dan tuntunan untuk menjalani cara hidup yang mulia, sempurna seperti ilmu akhlak, hadits, fikih dan lain sebagainya.

3.      Pada mata pelajaran yang diberikan harus bermanfaat secara praktis bagi kehidupan. Dengan kata lain, ilmu itu harus terpakai.

4.      Pada mata pelajaran yang diberikan harus bermanfaat secara praktis bagi kehidupan. Dengan kata lain, ilmu itu harus terpakai.

5.      Pendidikan kejuruan, tehnik dan industrialisasi untuk mencari penghidupan.

6.       Mata pelajaran yang diberikan berguna dalam mempelajari ilmu lain, yang dimaksud adalah ilmu alat seperti bahasa dan semua cabangnya.













BAB III

Penutup


Kesimpulan

   Dari pembahasan pembahasan terdebut kami dapat mengambil kesimpulan bahwa sanya konsep pendidikan Muhammad Atiyah Al-abrasi sangat mengutamakan perbaikan ahlak yang baik, akan tetapi tidak juga melupakan pengetahuan-pengetahuan umum yang bersifat praktis, yang dapat membantu dalam pencarian nafkah. Menurut kami tipe pendidikan dari Muhammad atiyah Al-abrasyi ini adalah sekolah kejuruan islam dimana siswanya selain mendapatkan pengetahuan agama atau bekal untuk kehidupan akhirat, mereka juga mendapatkan pengetahuan keterampilan yang dapat membantu dalam pencarian pekerjaan atau profesi.




Daftar Pustaka

http://ihwan87.wordpress.com/2012/03/30/pemikiran-pendidikan-prof-dr-m-athiyah-al-abrasyi/

Muttaqin, Ihwanul. “Pemikiran Pendidikan Prof. Dr. M. Athiyah Al-abrasyi”. 11 April 2018. https://ihwan87.wordpress.com/2012/03/30/pemikiran-pendidikan-prof-athiyah-al-abrasyi/



No comments:

Post a Comment

Hanya anggota Blog Yang Dapat Memberikan Komentar, Komentar yang belum tampil akan dicek terlebih dahulu oleh Admin.

Terima Kasih Atas Komentarnya