SAKSIKAN dan SUBSCRIBE CHANNEL Pak Anton Guru Esde

Translate

Follow Medsos dan Tokonya Ya !!!

Facebook Instagram shopee

Friday 28 July 2023

3 Fiqih Shalat Bagian 1 Pertemuan 1 dan 2 Di kelas 4



Terjadi ikhtilaf di antara para ulama apakah kisah Isra’ Mi’raj ini apakah dengan ruhnya saja atau ruh dengan badan. Jumhur mengatakan ruh dengan badan. Karena ini merupakan salah satu mukjizat dan kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala. Makanya Allah Subhanahu wa Ta’ala membesarkan kisah Isra’ dan Mi’raj ini di dalam surat Al-Isra’:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى

“Maha suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.” (QS. Al-Isra'[17]: 1)

Kalau hanya ruh saja, apa bedanya dengan mimpi? Tapi itu menentukan bahwa kejadian ini adalah kejadian yang sangat agung sekali. Kalau ruhnya Rasulullah saja yang pergi, bukan badannya, orang musyrikin pun tidak akan memperolok. Karena ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menceritakan kepada kaum musyrikin bahwa tadi malam dia pergi ke Masjidil Aqsa lalu ke langit maka orang-orang musyrikin mentertawakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bahkan sebagian kaum muslimin yang masih lemah imannya murtad lagi. Karena dianggap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ngaco. “Masa Rasulullah pergi ke Masjidil Aqsa dalam satu malam”, katanya. Merekapun datang kepada Abu Bakar dan mengabarkan bahwa temannya mulai ngaco (tidak benar). Lalu kata Abu Bakar, “Aku mempercayai beliau lebih dari itu. Turun kepada beliau wahyu dari langit dan itu lebih besar lagi.” Kemudian Abu Bakar disebut sebagai Ash-Shiddiq. Kalau di zaman sekarang, sangat memungkinkan sekali. Pulang pergi dari Jeddah ke Syam paling 2 jam dengan pesawat. Bagi Allah mudah.

MENDATANGI LANGIT DUNIA

فَانْطَلَقْتُ مَعَ جِبْرِيلَ، حَتَّى أَتَيْنَا السَّمَاءَ الدُّنْيَا، قِيلَ: مَنْ هَذَا؟ قَالَ: جِبْرِيلُ.

“Lalu aku pergilah bersama Jibril hingga kami pun mendatangi langit dunia.” Lalu kemudian dikatakan,”Siapa ini?” Jibril berkata, “Jibril”

Dalam satu riwayat yang lain Malaikat Jibril minta untuk dibukakan pintu langit.

قِيلَ: مَنْ مَعَكَ؟ قَالَ: مُحَمَّدٌ.

Lalu dikatakan, “Siapa yang bersamamu wahai Jibril?” Jibril berkata, “Muhammad.”

قِيلَ: وَقَدْ أُرْسِلَ إِلَيْهِ؟ قَالَ: نَعَمْ.

“Apakah ia telah menjadi Rasul?” Kata Jibril, “Iya, sudah diutus.”

قِيلَ: مَرْحَبًا بِهِ؛ وَلَنِعْمَ الْمَجِيءُ جَاءَ.

Dikatakan, “Selamat datang, sebaik-baiknya datang orang yang datang di hari ini.”

Setelah dibukakan pintu langit yang pertama, Rasul pun masuk dan beliau bertemu dengan Nabi Adam ‘Alaihish Shalatu was Salam. Dalam satu riwayat dikatakan, “Ini bapakmu, ucapkan salam kepadanya.”
Nabi berkata, “Lalu aku pun mengucapkan salam.”
Ini menunjukkan bahwa ucapan salam itu tahiyatnya para Nabi dan Rasul. Maka jangan diganti dengan “selamat pagi” atau yang lainnya. Lalu Nabi Adam berkata:

مَرْحَبًا بِكَ مِنِ ابْنٍ وَنَبِيٍّ

“Selamat datang anak dan Nabi.”

Ini menunjukkan bahwa disyariatkan kalau kita kedatangan tamu dari jauh kita ucapkan مَرْحَبًا (marhaban). Kalau orang sunda “wilujeng sumping”, kalau orang kita, “selamat datang”. Ini sunnah. Kita katakan:

أهلا وسهلا ومرحبا

Dalam satu riwayat dikatakan bahwa penduduk langit pun bergembira dengan kedatangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dimana penduduk langit tidak mengetahui apa yang Allah inginkan di bumi sampai Allah memberi tahu kepada mereka. Penduduk langit tidak tahu apa yang terjadi di bumi, karena yang mengetahui yang ghaib hanya Allah. Kalau bukan karena Allah yang memberi tahu mereka tidak tahu. Sama halnya kita yang di bumi tidak tahu apa yang dilakukan para penduduk langit. Ini menunjukkan bahwa kedatangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ke langit membuat gembira. Maka penduduk bumi lebih berhak bergembira dengan kedatangan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tapi gembira itu jangan setahun sekali. Kita gembira setiap hari dengan mempelajari sunah-sunah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kita gembira setiap hari dengan mengamalkan perintah dan titah-titah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka dari itu hakikat gembira dengan kedatangan dan kelahiran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah dengan cara mentaati Rasulullah, mengkaji sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Itulah kegembiraan.

MENDATANGI LAGIT KE-2







No comments:

Post a Comment

Hanya anggota Blog Yang Dapat Memberikan Komentar, Komentar yang belum tampil akan dicek terlebih dahulu oleh Admin.

Terima Kasih Atas Komentarnya