sumber: https://rumushitung.com
Contoh
1 m3 = 1.000 dm3 = 1.000.000 cm3 = 1.000.000.000 mm3
1.000.000.000 m3 = 1.000.000 dam3 = 1.000 hm3 = 1 km3
Pembagian pecahan sama dengan mengalikan dengan kebalikan bilangan pecahan pembagi.
Daftar Rumus Matematika SD Kelas 6 Lengkap
Khusus yang masih menimba ilmu di kelas 6 Sekolah Dasar, berikut kami sajikan rangkuman lengkap rumus-rumus matematika yang sering digunakan dalam soal. Umumnya rumus matematika kelas 6 SD sedikit banyak mencakup juga rumus-rumus dari kelas 4 dan kelas 5. Semoga bisa membantu dalam persiapan menghadapi ujian nasional.
Materi Rumus Matematika SD Kelas 6
Operasi Bilangan Bulat
1. Sifat Komutatif atau Pertukaran
Sifat komutatif pada penjumlahan
rumus bentuk umum: a + b = b + a
Contoh:
7 + 8 = 8 + 7 = 15
20 + 15 = 15 + 20 = 35
rumus bentuk umum: a + b = b + a
Contoh:
7 + 8 = 8 + 7 = 15
20 + 15 = 15 + 20 = 35
Sifat komutatif pada perkalian
rumus bentuk umum: a x b = b x a
Contoh:
4 x 5 = 5 x 4 = 20
12 x 3 = 12 x 3 = 36
rumus bentuk umum: a x b = b x a
Contoh:
4 x 5 = 5 x 4 = 20
12 x 3 = 12 x 3 = 36
2. Sifat Asosiatif atau Pengelompokan
Sifat asosiatif pada penjumlahan
bentuk umum : (a+b) + c = a + (b +c)
Contoh:
bentuk umum : (a+b) + c = a + (b +c)
Contoh:
(12 + 3) + 7 | = 12 + (3 +7) |
15 + 7 | = 12 + 10 |
22 | = 22 |
Sifat asosiatif pada perkalian
bentuk umum : (a xb) x c = a x (b x c)
Contoh:
bentuk umum : (a xb) x c = a x (b x c)
Contoh:
(4 x 3) x 5 | = 4 x (3 x 5) |
12 x 5 | = 4 x 15 |
60 | = 60 |
3. Sifat Distribusif atau Penyebaran
Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan
rumus bentuk umumnya adalah : a × (b + c) = (a × b) + (a × c)
Contoh:
rumus bentuk umumnya adalah : a × (b + c) = (a × b) + (a × c)
Contoh:
3 x (5 + 7) | = 3 x 5 + 3 x 7 |
= 15 + 21 | |
= 36 |
Sifat distributif perkalian terhadap pengurangan
Contoh:
Contoh:
3 x (9 – 2) | = 3 x 9 – 3 x 2 |
= 27 – 6 | |
= 21 |
Operasi Hitung Bilangan Campuran
Ketentuan operasi hitung:
– Jika ada kurung kerjakan yang di dalam kurung terlebih dahulu
– jika tidak ada kurung, perkalian dan pembagian di dahulukan adari pada penjumlahan dan pengurangan
– jika tidak ada kurung, perkalian dan pembagian di dahulukan adari pada penjumlahan dan pengurangan
Contoh:
7500 – 30 × 50 : 3 + 250
= 7500 – 500 – 250
= 6750
7500 – 30 × 50 : 3 + 250
= 7500 – 500 – 250
= 6750
336 : 12 x 20 – (235 + 146)
= 336 : 12 x 20 – 381
= 28 x 20 – 381
= 560 – 381
= 179
= 336 : 12 x 20 – 381
= 28 x 20 – 381
= 560 – 381
= 179
KPK dan FPB pada Dua dan Tiga Bilangan
Menentukan FPB dua bilangan
Cara menentukan FPB dua bilangan
– Cari faktor pad masing-masing bilangan
– Tentukan faktor persekutuan dari kedua bilangan
– Kalikan faktor persekutuan (faktor yang sama) yang memiliki pangkat paling kecil
Cara menentukan FPB dua bilangan
– Cari faktor pad masing-masing bilangan
– Tentukan faktor persekutuan dari kedua bilangan
– Kalikan faktor persekutuan (faktor yang sama) yang memiliki pangkat paling kecil
18 = 2 x 32
27 = 33
—————
faktor yang sama adalah 3, yang berpangkat paling kecil adalah 32 = 9
27 = 33
—————
faktor yang sama adalah 3, yang berpangkat paling kecil adalah 32 = 9
Menentukan KPK dua Bilangan
Cara menentukan KPK dua bilangan
– Cari faktor prima dari masing-masing bilangan
– kalikan semua faktor, faktor yang sama dipilih pangkat yang laing tinggi
Contoh
KPK 12 dan 15
Faktor Prima
12 = 22 x 3
15 = 3 x 5
KPK = 22 x 3 x 5 = 60
untuk KPK dan FPB 3 bilangan caranya sama.
Cara menentukan KPK dua bilangan
– Cari faktor prima dari masing-masing bilangan
– kalikan semua faktor, faktor yang sama dipilih pangkat yang laing tinggi
Contoh
KPK 12 dan 15
Faktor Prima
12 = 22 x 3
15 = 3 x 5
KPK = 22 x 3 x 5 = 60
untuk KPK dan FPB 3 bilangan caranya sama.
Baca Juga : Advanced KPK dan FPB
Menentukan Akar Pangkat 3 Bilangan Kubik
13 dibaca satu pangkat tiga = 1 × 1 × 1 = 1
23 dibaca dua pangkat tiga = 2 × 2 × 2 = 8
33 dibaca tiga pangkat tiga = 3 × 3 × 3 = 27
43 dibaca empat pangkat tiga = 4 × 4 × 4 = 64
53 dibaca lima pangkat tiga = 5 × 5 × 5 = 125
23 dibaca dua pangkat tiga = 2 × 2 × 2 = 8
33 dibaca tiga pangkat tiga = 3 × 3 × 3 = 27
43 dibaca empat pangkat tiga = 4 × 4 × 4 = 64
53 dibaca lima pangkat tiga = 5 × 5 × 5 = 125
1, 8, 27, 64, 125, dan seterusnya adalah bilangan kubik atau bilangan pangkat 3
Penjumlahan dan Pengurangan
23 + 33 = (2 × 2 × 2) + (3 × 3 × 3)
= 8 + 27
= 35
= 8 + 27
= 35
63 – 43 = (6 × 6 × 6) – (4 × 4 × 4)
= 216 – 64
= 152
= 216 – 64
= 152
Perkalian dan Pembagian
23 × 43 = (2 × 2 × 2) × (4 × 4 × 4)
= 8 × 64
= 512
= 8 × 64
= 512
63 : 23 = (6 × 6 × 6) : (2 × 2 × 2)
= 216 : 8
= 27
= 216 : 8
= 27
Volume dan Waktu
Hubungan Satuan Volume
Contoh
1 m3 = 1.000 dm3 = 1.000.000 cm3 = 1.000.000.000 mm3
1.000.000.000 m3 = 1.000.000 dam3 = 1.000 hm3 = 1 km3
Volume dalam Liter
Satuan Waktu
1 abad | = 100 tahun |
1 windu | = 8 tahun |
1 tahun | = 12 bulan |
1 tahun | = 52 minggu |
1 bulan | = 4 minggu |
1 bulan | = 4 minggu |
1 minggu | = 7 hari |
1 dasawarsa | = 10 tahun |
1 dekade | = 10 tahun |
1 milenium | = 1000 tahun |
1 hari | = 24 jam |
1 jam | = 60 menity |
1 menit | = 60 detik |
Menghitung Luas Bangun Datar
Bangun | Rumus Luas |
Persegi Panjang | L = Panjang x Lebar |
Jajar Genjang | L = Alas x Tinggi |
Belah Ketupat | L = ½ x d1 x d2 |
Layang-Layang | L = ½x d1 x d2 |
Trapesium | L = ½ t × (a+b) |
Segitiga | L = ½ alas x tinggi |
Persegi | L = sisi x sisi = s2 |
Lingkaran | L = phi x r2 |
Rumus Volume Bangun Ruang Kelas 6 SD
Nama Bangun Ruang | Rumus Volume |
Prima tegak segitiga | V = Luas alas x Tinggi |
Tabung | V = phi r2 x t |
Pengolahan Data Kelas 6 SD
Pengurutan Data
6 8 7 5 9 8 8 6 9 7
10 6 6 8 8 7 7 5 5 10
4 5 9 9 5 4 4 5 6 10
10 6 6 8 8 7 7 5 5 10
4 5 9 9 5 4 4 5 6 10
Jika diurutkan dengan tabel dan frekuensi menjadi
Nilai | Banyaknya (Frekuensi) |
4 | 3 |
5 | 6 |
6 | 5 |
7 | 4 |
8 | 5 |
9 | 4 |
10 | 6 |
Total | 30 |
Menafsirkan Data:
– Nilai Terkceil
– Nilai Terbesar
– Nilai Rata-rata, dan sebagainya
– Nilai Terbesar
– Nilai Rata-rata, dan sebagainya
Operasi Hitung Pecahan
Menyederhanakan Pecahan
Menyederhanakan pecahan dapat dilakukan dengan membagi pembilan dan penyebut dengan menggunakan bilangan yang sama contoh:
Mengurutkan Pecahan
Langkah-langka mengurutkan pecahan
– Samakan penyebut pecahan yang akan diurutkan
– Penyamaan bisa sobat lakukan dengan menggunakan KPK
– Jika penyebutnya sudah sama tinggal urutkan pembilangnya dari yang terkecil atau yang terbesar.
– Samakan penyebut pecahan yang akan diurutkan
– Penyamaan bisa sobat lakukan dengan menggunakan KPK
– Jika penyebutnya sudah sama tinggal urutkan pembilangnya dari yang terkecil atau yang terbesar.
Mengubah Bentuk Pecahan ke desimal dan sebaliknya
Jadikanlah penyebutnya kelipatan sepuluh kemudian tarik koma kekiri sesuai dengan angka nol di penyebutnya
Untuk lebih lengkapnya tentang cara cepat mengubah pecahan biasa ke bilangan desimal atau sebaliknya bisa sobat baca di mengubah pecahan.
Mengalikan Pecahan dengan Bilangan Bulat
Contoh:
Menjumlahkan dan Mengurangkan Pecahan
Untuk dapat menambahkan dan mengurangkan pecahan terlebih dahulu samakan penyebutnya.
Mengalikan dan Membagi Pecahan
Mengalikan pecahan cukup mudah. Pembilang dikalikan pembilang. Penyebut dikalikan penyebut. Kalau bisa disederhanakan maka sederhanakanlah.
Pembagian pecahan sama dengan mengalikan dengan kebalikan bilangan pecahan pembagi.
Skala
- Rumus Skala = Jarak pada gambar (peta) / jarak sebenarnya
- Rumus Jarak Sebenarnya = Jarak pada gambar (peta) / skala
- Rumu Jarka pada gambar = Jarak sebenarnya x skala
Sistem Koordinat
- Sebuah bidang koordinat cartesius terbetuk oleh dua buah sumbu. Sumbu tegak (sumbu y) dan sumbu mendatar (sumbu x).
- Dari titik nol sumbu tegak ke atas dan sumbu mendatar ke kanan mempunyai nilai positif.
- Dari titik nol sumbu tegak ke bawah dan sumbu mendatar ke kiri mempunyai nilai negatif.
- Mencari titik koordinat suatu objek didapat dengan mencari letak pada sumbu x ke kanan atau ke kiri dengan letak pada sumbu y ke atas atau ke bawah.
- Sumbu x juga disebut dengan absis (x) dan sumbu y disebut dengan ordinat (y).
Mengolah dan Menyajikan Data
Rata-Rata : Rata-rata dicari dengan menjumlahkan semua sample dibagi dengan jumlah sampel.
Nilai Maksimum : Adalah nilai tertinggi dari semua data yang ada.
Nilai Minimum : Nilai terkecil atau terendah dari semua data.
Modus : Nilai yang paling banyak muncul
Nilai Maksimum : Adalah nilai tertinggi dari semua data yang ada.
Nilai Minimum : Nilai terkecil atau terendah dari semua data.
Modus : Nilai yang paling banyak muncul
Penyajian data dapat dilakukan dengan bentuk:
a. Tabel
b. Diagram Batang
c. Diagram Lingkaran
d. Bentuk Lain
b. Diagram Batang
c. Diagram Lingkaran
d. Bentuk Lain
No comments:
Post a Comment
Hanya anggota Blog Yang Dapat Memberikan Komentar, Komentar yang belum tampil akan dicek terlebih dahulu oleh Admin.
Terima Kasih Atas Komentarnya