SAKSIKAN dan SUBSCRIBE CHANNEL Pak Anton Guru Esde

Translate

Follow Medsos dan Tokonya Ya !!!

Facebook Instagram shopee

Wednesday, 11 September 2019

MUSLIM BELUM TENTU MUKMIN



MUSLIM BELUM TENTU MUKMIN

Pertanyaan.
Allah Azza wa Jalla berfirman dalam al-Qur'an:

الأعراب آمنا قالت قل لم تؤمنوا ولكن قولوا أسلمنا ولما يدخل الإيمان في قلوبكم وإن تطيعوا الله ورسوله لا يلتكم من أعمالكم شيئا إن الله غفور رحيم

Orang-orang Arab badui itu mengatakan, "Kami telah beriman." Katakanlah, "Kalian belum beriman, tapi katakanlah, 'Kami telah berislam (mengerti)', karena iman itu belum masuk ke dalam hati kalian, dan jika kamu taat ke Allâh dan Rasul-Nya, dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. " [Al-Hujurat / 49: 14]

Apa makna ayat ini? Apakah ada perbedaan antara iman dan Islam?

Syaikh Shalih fauzan hafizhahullâh menjawab [1] :
Agama Islam menerima tiga kemenangan. Pertama, islam, kemudian (kedua) yang lebih tinggi dari islam yaitu iman dan tingkatan yang paling tinggi yaitu ihsan. Tentang tiga tingkatan ini telah diterangkan dalam hadits Jibril Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dalam hadits itu membantah Jibril Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada Nabi Shallallahu' alaihi wa sallam tentang masing-masing tingkatan ini dan dijawab oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian diakhir hadits, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepada para Sahabatnya setelah orang yang bertanya itu pergi:

Dialah Jibril Shallallahu 'alaihi wa sallam yang datang kepada kalian untuk mengajari kalian tentang agama kalian. [HR.Al-Bukhari, no. 50 dan Muslim, no.7]

Dalam hadits ini, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam melaporkannya secara berurutan, mulai dari urutan yang paling rendah sampai yang lebih tinggi mulai yang paling tinggi.

Terkait ayat di atas, kompilasi orang-orang arab badui (pedalaman) itu datang kepada Nabi di awal-awal keislaman mereka dan meminta diri mereka telah sampai pada martabat yang sebenarnya belum mereka capai. Mereka yang baru keluar pada tingkat Islam (berislam) belum mengklaim telah memperoleh pada tingkat iman (beriman), padahal mereka belum sampai pada tingkat itu. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla menjawab pertanyaan mereka dengan kata-Nya:

الأعراب آمنا قالت قل لم تؤمنوا ولكن قولوا أسلمنا ولما يدخل الإيمان في قلوبكم وإن تطيعوا الله ورسوله لا يلتكم من أعمالكم شيئا إن الله غفور رحيم

Orang-orang Arab badui itu mengatakan, "Kami telah beriman." Katakanlah, "Kalian belum beriman, tapi katakanlah, 'Kami telah berislam (mengerti)', karena iman itu belum masuk ke dalam hati kalian, dan jika kamu taat ke Allâh dan Rasul-Nya, dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. " [Al-Hujurat / 49: 14]

Jadi, mereka di awal-awal keislaman mereka belum diubah keimanan yang mantap dalam hati mereka. Meskipun mereka memiliki keimanan, namun keimanan mereka masih sangat rapuh atau kadar keimanannya masih sedikit.

Dan dari firman Allah Azza wa Jalla, yang artinya, “ k arena iman tidak harus masuk ke dalam hati kalian, ” bisa mengerti bagaimana keimanan itu akan masuk dalam hati mereka di hari depan. Mereka ini bukan orang-orang kafir atau munafik. Mereka ini kaum Muslimin, mereka telah memiliki iman akan tetapi kadarnya masih sedikit, sehingga belum berhak disebut sebagai kaum Mukminin. Kelak, keimanan akan menguatkan hati mereka, berdasarkan firman Allâh Azza wa Jalla, yang artinya, ” karena iman itu belum masuk ke dalam hati kalian, ”

Adakah perbedaan antara Islam dan iman? Kata Islam dan iman jika secara bersamaan (dalam satu kalimat atau konteks-red) maka masing-masing memiliki makna yang berbeda. Maksudnya, Islam memiliki makna sendiri begitu pula kata iman memiliki arti tersendiri, dimasukkan dalam hadits Jibril Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia bertanya kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tentang Islam, Nabi Shallallahu' alaihi wa sallam menjawab:

الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله صلى الله عليه وسلم وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصوم رمضان وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلا

Saya slam Adalah Engkau bersaksi bahwa TIDAK ADA y ang berhak un tu k diibadahi (DENGAN Benar) kecuali Allah Dan Engkau bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam Adalah Utusan Allah, Engkau mendirikan shalat , menunaikan zakat Dan Engkau ber puasa di bulan R amadhan Serta berh aji ke B aitullah jika kau mampu melakukan perjalanan kesana .

Jibril Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bertanya kepada Nabi Shallallahu' alaihi wa sallam tentang iman, maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab:

الإِيْمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ َ َ َ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ

Aku seorang pria yang beriman kepada Allâh, beriman kepada para M malaikat -N ya , k itab - kitab -N ya , beriman bagi para r asul -N ya , mengimani hari akhir dan pergi beriman dengan taqdir , baik yang bagus juga yang buruk . [SDM. Al-Bukhâri dan Muslim]

Berdasarkan penjelasan ini, dapat disimpulkan, bahwa Islam merupakan gambaran dari ketundukan secara zhahir atau fisik, sementara iman merupakan ketundukan hati untuk Allâh.

Ini jika kedua kata itu dalam konteks yang sama.

Ketika kedua kata itu menjawab dalam konteks yang berbeda, maksudnya kata “Islam” saja yang disetujui atau kata iman saja, maka makna masing-masing kata masuk ke kata yang satu itu. Misalnya, jika kata islam saja yang diminta maka makna kata “iman” masuk dalam satu kata Islam itu. Begitu juga jika yang dikembalikan hanya kata iman, maka makna islam masuk dalam kata iman tersebut. Oleh karena itu, para ahli ilmu mengatakan itu kata kedua, jika disetujui bersama maka maknanya berbeda dan jika setuju terpisah, maka maknanya menyatu.

Jadi, iman menurut ahli sunnah wal jamaah adalah membenarkan dengan hati, menyetujui dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan.

Dengan pengertian ini, maka makna Islam masuk disitu. Karena pengertian Islam adalah membenarkan dengan hati, menyetujui dengan lisan dan mengamalkan dengan anggota badan. Demikian juga iman

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11 / Tahun XXI / 1439H / 2018M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo - Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Faks 0271-858196. Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Catatan Kaki
[1] Majmu 'Fatawa syaikh Shalih Fauzan, hlm. 10-12



Read more https://almanhaj.or.id/11408-muslim-belum-tentu-mukmin.html

No comments:

Post a Comment

Hanya anggota Blog Yang Dapat Memberikan Komentar, Komentar yang belum tampil akan dicek terlebih dahulu oleh Admin.

Terima Kasih Atas Komentarnya